Mengenal Lebih Dalam Artikel Nonpenelitian

Mahfudz Ha-eR Semarang - Artikel nonpenelitian adalah sebuah karya tulis baik berupa laporan berita atau esai dan sebagainya yang biasanya terdapat dalam majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian adalah sebuah kegiatan yang mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang bersifat umum. Namun, ada juga istilah artikel nonpenelitian yakni sebuah artikel nonpenelitian yang bukan merupakan laporan hasil penelitian.
Mengenal Lebih Dalam Artikel Nonpenelitian
Sumber Gambar: 
rumahinspirasi.com
Artikel yang termasuk dalam kategori artikel nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep atau prinsip; mengembangkan suatu model; mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu; dan bisa juga untuk menilai suatu produk. Oleh karena beragam jenis artikel nonpenelitian ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal juga bervariasi.
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (sebuah makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman). Perbedaan antara artikel nonpenelitian dengan makalah pendek yakni makalah pendek bersifat abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

ISI DAN SISTEMATIKA
Dalam penulisannya, artikel nonpenelitian menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Sebuah artikel nonpenelitian berisi hal-hal yang sangat esensial (mendasar). Oleh karena itu, biasanya jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halaman).
Unsur pokok yang harus ada dalam sistematika artikel nonpenelitian antara lain: Judul Artikel; Nama Penulis; Abstrak dan Kata Kunci; Pendahuluan; Bagian Inti; Penutup dan Daftar Rujukan.

Judul Artikel 
Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat isi yang terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam jurnal artikel nonpenelitian hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-kata untuk judul juga diperlukan untuk mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca.
Judul artikel nonpenelitian sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.

Nama Penulis
Nama penulis artikel nonpenelitian ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika terdapat lebih dari dua penulis, maka hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul, sedangkan nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.

Abstrak dan Kata Kunci
Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi artikel nonpenelitian yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel nonpenelitian berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam suatu paragraf. Abstrak diketik dengan sepasi tunggal dengan mengunakan format yang lebih sempit dari teks utama, sedangkan marginnya: kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm.
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, yakni berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, dapat ditemukan judul-judul tulisan beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan dalam artikel hasil penelitian, bagian pendahuluan dalam artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka “tergiring” untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. Dalam bagian pendahuluan juga tidak diberi judul.

Bagian Inti
Judul bagian dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian tergantung pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian isi.

Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai judul akhir dari sebuah artikel ini. Hanya berisi catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir berisi simpulan yang dilengkapi dengan saran, maka sebaiknya saran ditempatkan dalam bagian tersendiri.

Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan sudah ada dalam batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel nonpenelitian.

PENGORGANISASIAN ISI
Pengoraganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan dipaparkan dalam artikel ini. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda pula, tergantung pada struktur isinya. 
Langkah yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel nonpenelitian yang baik adalah sebagai berikut: (a) mengidentifikasikan tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel nonpenelitian, (b) menetapkan struktur isi, (c) menata isi kedalam strukturnya, (d) menata urutan isi, (e) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.
Tahap awal yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang akan disampakan adalah mendeskripsikan tipe isi. Isi yang dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep, prosedur atau prinsip. Maksudnya, tipe isi bisa dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang “apanya”, tipe prosedur menekankan “bagaimana”, sedangkan tipe isi dikatakan prinsip apabila menekankan "mengapa".
Tahapan selanjutnya adalah menetapkan struktur isi. Struktur isi lebih menekankan pada kaitan antar isi. Penataan isi artikel perlu memperhatikan struktur isinya. Dari struktur isi dapat diketahui isi mana yang seharusnya diuraikan terlebih dahulu dan isi mana yang akan diuraikan selanjutnya, serta seberapa dalam sebuah isi harus diuraikan. Tipe isi yang berbeda menurut struktur yang berbeda. Apabila isi yang akan diuraikan dalam artikel berupa konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prosedur, maka penataanya menuntut penggunaan struktur prosedural. Apabila isi yang diuraikan berisi prinsip, maka susun prinsip-prinsip ini ke dalam struktuk teoretik.
Langkah ketiga adalah menyusun isi kedalam strukturnya. Apabila hasil langkah kedua diatas mengarah ke struktur konseptual, maka langkah berikutnya adalah memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan menyusunnya menjadi suatu struktur yang bermakna, yang secara jelas menunjukan keterkaitan antar konsep itu.
Yang keempat adalah menata urutan isi sedapat mungkin. Penataan ini berpijak pada struktur yang telah dibuat pada langkah ketiga. Pada langkah ini semua konsep atau prosedur atau prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata sesuai urutan pemaparannya. Beberapa urutan penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. Pertama, paparkan struktur isi. Sedapat mungkin, pada bagian awal dari artikel nonpenelitian. Struktur isi yang memuat bagian-bagian penting artikel nonpenelitian dan kaitan-kaitan antar bagian itu perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan sebagai kerangka acuan paparan isi yang lebih rinci. Kedua, paparkan bagian terpenting dibagian pertama. Pada tahap pemaparan isi yang diambil dari suatu struktur, upayakan memaparkan isi yang paling penting pertama kali. Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi artikel tersebut. Misalnya, jika konsep-konsep yang akan dipaparkan memiliki hubungan prasyarat belajar, maka konsep-konsep yang mempersyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dahulu. Ketiga, sajikan isi secara bertahap dari umum ke rinci. Isi yang lebih umun sebaiknya mendahului isi yang lebih rinci. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu ditunjukan kaitanya dengan bagian isi yang lain.
Setelah langkah pertama sampai keempat telah dilewati, penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pemaparan isi, upayakan menggunakan tahapan tingkat umun ke rinci secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian yang lebih umun akan menjadi pijakan bagian isi untuk yang lebih rincinya. 

Komentar