Studi Kelayakan Bisnis Aspek Manajerial

Blog Ekonomi - Artikel Aspek Manajerial ini adalah salah satu materi dari mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis (SKB). 
Manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpresentasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) - Aspek Manajerial

Berkaitan dengan study kelayakan bisnis “aspek manajemen” merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. keberhasilan suatu kegiatan/bisnis sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapaian tujuan. Tujuan studi aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak. Mengingat pentingnya peranan aspek manajemen dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan/bisnis yang dilakukan.
A.Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Beberapa pengertian manajemen menurut beberapa ahli, antara lain:
Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Atas dasar uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).1

B. Aspek-aspek yang dibutuhkan dalam manajemen
B.1) Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan. Pada prinsipnya perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau digunakan pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.
Empat macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:
a) Pendekatan atas bawah (Top Down)
Perencanaan dengan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi di bawah nya hanya melaksanakan hal-hal telah direncanakan . untuk perusahaan yang menganut sistem desentralisasi, pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan
b) Pendekatan bawah atas (Botton Up)
Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.
c) Pendekatan campuran
Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses perencanaan yang murni atas-bawah atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah kombinasi di antara keduanya walaupun dengan persentase yang relatif. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar sedangkan petunjuk perencanaan diorganisasi secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada
d) Pendekatan kelompok
Perencaan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, oleh karena itu di dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencan-rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting,antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkatan manajemen
Fungsi / kegunaan perencanaan :
1. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
2. Mengarahkan perhatian pada tujuan
3. Meringankan biaya
4. Sarana untuk mengadakan pengawasan
5. Penerjemah kebijakan umum
6. Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
7. Berfungsi ekonomi
8. Memastikan suatu kegiatan
9. Alat koordinasi
10. Alat/sarana pengawasan
Langkah langkah dalam Perencanaan
Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah tersebut adalah :
1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.
2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini.
Ketika sasaran telah ditetapkan , pimpinan harus mengetahui dimana saat ini organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.
3. Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran.
Selanjutnya perlu diketahui faktor faktor, baik internal maupun eksternal , yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang terlah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini , dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.
4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran.
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan ,mengevaluasi alternatif alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik , cocok dan memuaskan.

B.2) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Langkah-langkah pengorganisasian:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien.
d. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektivitas.

B.3) Pengkoordinasian, Penggerak dan Pengarah (actuating)
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Aspek penggerak (actuating) / pengkoordinasi yang juga merupakan bagian dari manajemen,hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis,kelak dapat berjalan baik,sehingga ia dapat dinyatakan layak.Menyusun agar penggerak ini dapat berjalan dengan baik,hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti: fungsi penggerak yang harus terpenuhi,serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memiliki kriteria agar ia dapat menggerakkan bawahannya.

B.4) Pengendalian (controlling)
Ada banyak sebutan bagi pengawasan/ pengendalian (controlling), antara lain evaluating, apprasing, atau correcting. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler: “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”.
Fungsi pokok pengendalian:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi
c. Mendinamisasikan organisasi
d. Mempertebal rasa tanggung jawab.2

"Manajemen adalah sebuah proses perjalanan sebuah kegiatan yang di dalamnya terdapat fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan. Seorang manajer hendaknya dapat menguasai fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Fungsi perencanaan merupakan fungsi utama dalam melaksanakan manajemen karena akan sangat berpengaruh pada fungsi-fungsi yang lain. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai."

DAFTAR PUSTAKA
* Hasibuan, Drs. H. Malayu SP. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
* DR Swastha, Basu DH, dkk. Pengantar Bisnis Moderen. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Pengampu: Bp Hasyim Sarbani
Disusun oleh: Frahma Gemilang, Siti Nur’aini, Umi Khasanah
Program Studi: Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Walisongo Semarang, 2014