Davos Permen Legendaris

Mahfudz Ha-eR Semarang - Cerita ini diawali saat aku beli es kopi goodday di sebuah warung. Tiba-tiba ada kakek-kakek datang saat es pesananku dibuatkan oleh pelayan warung. Kakek itu mau beli permen DAVOS. Kejadian ini bikin aku inget sama almarhum kakekku yang udah meninggal. 
Dulu pas aku masih kecil, kira-kira seukuran kamu yang masih SD kelas 3. Aku sering diminta tolong ama kakekku beli permen yang satu ini. Pasti aku mau soalnya kalo disuruh pasti aku dikasih upah, belum berhenti sampe situ, kalo masih ada uang kembalian juga tak buat jajan sekalian, haha #tapiijindulu
Tapi aku kaget ketika aku tahu harganya udah 1000 rupiah. Padahal saat itu harganya masih 100 Rupiah. Heran sama permen yang aslinya 100 rupiah berubah menjadi 1000 rupiah, pulang dari warung langsung aku googling. 
Permen Davos
Setelah aku cari selama satu jam, akhirnya aku nemu dalam waktu beberapa detik saja. Berikut gambaran sekitar Davos. 
Pada dahulu kala, tepatnya 28 Desember 1931. Bapak Siem Kie Djian mendirikan perusahaan perseorangan di Jalan Pasar 35 (sekarang terkenal dengan Jalan Jend. A. Yani 67, Kabupaten Purbalingga, Propinsi Jawa Tengah. 
Perusahaan ini diberi nama “SLAMET” karena
berada di kaki Gunung Slamet dan diharapkan kelanggegannya. Sedangkan produknya yang memiliki rasa khas menthol diberi nama DAVOS diambil dari nama sebuah kota di Swiss yang berhawa sejuk. 
Pada tahun 1933, perusahaan ini mengalami kejayaan yang akhirnya dibukalah produksi limun pada tahun tersebut dan biskuit pada empat tahun setelahnya. 
Kemajuannya yang pesat, membuat perusahaan yang awalnya Perusahaan Perseorangan berubah menjadi Perusahaan Komanditer (CV) pada 6 Mei 1959. Namun, berselang dua tahun perusahaan diubah lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada 31 Maret 1971 dengan akta notaris No.24 disahkan PT. Purbosari & CO. tetapi, perubahan tersebut mengalami penolakan dari Menteri Kehakiman R.I di Jakarta yang akhirnya diadakan perubahan nama menjadi PT. Slamet Langgeng yang tertuang dalam akta notaris No.44 tanggal 29 September 1961. 
Bidang aktivitas perusahaan saat itu meliputi usaha produksi dalam bentuk permen dengan merek Davos Roll, Davos Lux, Davos Classic, Davos Mild, dan Davos Fruit. 
Saat perusahaan menjadi Perseroan Terbatas, perusahaan dipimpin oleh Bapak Siem Tjong An yang kepemimpinannya diserahkan kepada Bapak Toni Sisiwanto Hardi pada tahun 1968, dikarenakan Bapak Siem Tjong An melanjutkan studi ke Belanda. 
Bapak Toni Siswanto Hardi memimpin perusahaan hingga meninggal dunia pada Juni 1983. Sejak itu perusahaan ini dipimpin oleh Ibu Corie Sumadibrata sampai dengan Mei 1985. Karena faktor usia, maka jabatan pimpinan diserahkan kepada Bapak Budi Handoyo Hardi sejak tanggal 1 Juni 1985 sampai dengan sekarang. 

Hmmm…cukup segitu aja sih mengenai Permen yang cetar membahana ini. Mungkin faktor nama juga yang menjadikan permen yang satu ini masih eksis di pasaran. Saran aja nih buat temen-temen kalo ngasih nama yang baik sesuai do’a. tahu kan nama adalah sebuah do’a/harapan. Contohnya: “PT. TIDAK RUGI SELALU JAYA”. Bagus kan? *%^$!#+@!#^ 

Thank buat kotaperwira.wordpress.com atas davosnya

Komentar