Wooowwww....Kuliah di FEBI sambil Bisnis Properti

Mahfudz Ha-eR Semarang - Ketatnya persaingan ekonomi global saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha, terlebih mahasiswa. Apalagi pada tahun 2015 ini akan diberlakukan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun, Muhammad Ridluan salah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang, memiliki ketekunan yang menghasilkan berkah pada bisnis propertinya.
Ridwan
Tanggung jawab sebagai mahasiswa tidak pernah ia abaikan, hingga akhirnya ia memiliki kesibukan lain yakni menjalankan/melanjutkan bisnis kedua orang tuanya. "Saat ini saya sudah menjalankan usaha sendiri selama satu tahun. Sebelumnya saya ikut orang tua berbisnis selama empat tahun. Jadi bisa dibilang saya melanjutkan bisnis kedua orang tua saya. Namun saya punya prinsip sendiri, enggak semuanya tergantung pada orang tua. Saya mencoba menjalankan bisnis ini sendiri. Ya itung-itung sebagai latihan,” tutur mahasiswa semester enam tersebut. 
Pria yang akrab dipanggil “Hab-hab” sebelumnya telah menjalankan bisnis rental mobil. Namun usaha tersebut tidak ia lanjutkan karena mengganggu aktifitas akademiknya. "Sebelum usaha properti, dulu saya pernah punya usaha rental mobil. Saat itu nilai akademik saya turun karena banyak melayani pelanggan rental saya. Akhirnya usaha rental mobil terpaksa saya sudahi,” ungkap pria berbadan gemuk itu.
Menurut Ridluan, bisnis properti jauh lebih menguntungkan bahkan keuntungan penjualannya bisa mencapai dua kali lipat dari modal awal. "Untuk membuat satu rumah butuh uang lima puluh lima juta. Mulai dari beli tanah, membangun rumah, dan pemasaran, jika semuanya dilakukan sendiri maka untungnya akan lebih besar.” terang mahasiswa FEBI itu, "Saya sudah menjual empat buah rumah. Dua rumah rencananya mau saya jual lagi. Luas tanahnya 84 meter persegi, tipe 65. Untuk menjual satu rumah tipe 86 dengan modal lima puluh lima juta tadi, saya bisa jual seharga seratus delapan puluh juta. Itu sudah termasuk laba. Kalau ikut pengembang PT. sih sudah lebih dari lima puluh rumah yang terjual.” sambung Ridluan.
Sebagai mahasiswa FEBI, Ridluan berharap agar teman-temannya tidak takut berwirausaha sejak menjadi mahasiswa. "Saat ini kebanyakan orang takut gagal, belum apa-apa orang sudah menyerah dengan satu kegagalan saja. Karena takut gagal akhirnya usahanya berhenti. Coba kalau kita optimis, pasti ada jalan. Sukses itu milik kita semua, bukan hanya milik orang kaya saja,” Imbuh Ridlwan untuk menutup percakapan.