Mahfudz Ha-eR Semarang - Mendengar kata “batik”, setiap orang pasti langsung
berfikir tentang berbagai karya coretan di atas kain. Yupz…karya asli negeri
ini memang sudah mendunia. Walaupun hanya sekedar coretan secara penglihatan,
namun makna dibalik coretan tersebut sangatlah berharga bagi berbagai suku yang
ada di Indonesia. Dari beberapa ragam suku tersebut, terciptalah berbagai
coretan yang menggambarkan masing-masing adat, budaya dan kultur lainnya pada
masing-masing suku.
Oleh karenanya, sebagai keseluruhan teknik,
teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait Batik Indonesia yang
semakin berkembang. Warisan budaya Indonesia ini sempat diklaim oleh Negara
tetangga kita, yakni Malaysia yang menyatakan bahwa batik adalah budaya yang
berasal dari negaranya. Menanggapi klaim tersebut, pemerintah Indonesia pun
pada akhirnya berinisiatif untuk mendaftarkan batik ke UNESCO. Dan tidak lama
kemudian, warisan ini telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) sejak 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Sejarah Batik
Secara historis, batik sangat erat hubungannya dengan
Kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa pada masa
dahulu.Perkembangan batik dengan gencar berlangsung di masa kerajaan Mataram
pada tahun 1600-1700.Pada kurun waktu itulah batik meluas ke seantero
Jawa.Untuk keperluan upacara dan busana bangsawan, para seniman keratin
menciptakan berbagai macam motif batik. Kemudian, Keraton Solo dan Yogyakarta,
selaku penerus Mataram,mulai memperkaya motif batik warisan leluhurnya. Pada
masa itu, batik yang dihasilkan kebanyakan batik tulis.Sedangkan batik cap baru
dikenal setelah Perang Dunia I selesai atau sekitar tahun 1920-an.
Awalnya, batik dikerjakan hanya terbatas di dalam
lingkungan keratin saja. Namun, karena banyak dari pengikut raja yang tinggal
di luar keratin,maka kesenian batik ini dibawa keluar keratin dan dikerjakan di
rumah masing-masing. Tidaklama kemudian, kesenian batik ini banyak ditiru oleh
orang-orang terdekat pengikut raja, dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan
kaum wanita untuk mengisi waktu luang. Maka, batik yang awalnya hanya digunakan
oleh raja dan keluarga keratin,menjadi pakaian rakyat yang banyak digemari,
baik wanita maupun pria.
Semula, batik hanya dibuat di atas bahan dengan warna
putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori.Namaun dewasa ini (era
modern), batik yang sudah menjadikan kain tradisional Indonesia juga dibuat di
atas bahan lain, seperti sutra, polyester, rayon, dan sintetis lainnya. Di
samping itu, cara pembuatannya juga mengalami banyak perubahan. Selain batik
tulis (yaitu batik yang motif batiknya dibentuk dengan tangan), kini juga ada
batik cap, patik printing (menggunakan mesin cetak otomatis), batik painting,
dan sablon.
Rounded Rectangle: Semula batik hanya dibuat di atas
bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori.Namun
kini, batik yang sudah menjadi kain tradisional Indonesia juga dibuat di atas
bahan lain, seperti sutra, polyester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Di luar teknik yang telah disebutkan di atas, ada
juga teknik pembuatan betik dengan cara mengecatkan langsung pewarna pada kain
menggunakan kuas untuk membuat motif atau citra-citra tertentu. Bahkan,
belakangan ini ada juga beberapa orang yang mencoba meperkenalkan cara membuat
batik dengan cara menyemprotkan langsung tinta ke kain menggunakan alat yang
disebut air brush. Biasanya, motif yang dihasilkan adalah motif-motif pop dan
kontemporer.
Perkembangan batik banyak dilakukan pada masa
kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian
batik merupakan kesenian gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik
dikerjakan hanyasebatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga
serta para pengikutnya.
Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal
diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan
dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun
pekerjaan batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi
pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya,
batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian
rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Sejarah Teknik
Batik
Jika dilihat secara historis, batik berasal dari suku
Jawa. Pasalnya, istilah batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yaitu amba dan titik. Amba berarti menulis/mencoret dan titik adalah motif. Seni
pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah
satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah
dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang
juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga
diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang
semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh
Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Sedangkan di
Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit dan menjadi
sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah
Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa
Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer
berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau
Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda)
dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli
dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera dan Papua. Perlu dicatat bahwa
wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui
memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing
sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa
pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga
ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil
ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi
kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan
pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik
tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat
pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di
Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus
Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud
untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40
jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu,
dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam
perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang
Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali
diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas
Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon
menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel
memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke
Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai
masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada
tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang
memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai
batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan
teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada
saat yang sama imigran dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga
membawa Batik bersama mereka.
Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di
luar Jawa, bahkan sudah ke manca negara. Di Indonesia batik sudah pula
dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, Batik Cual di Riau, Batik Papua, batik
Sasirangan Kalimantan, dan Batik Minahasa.
Budaya Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni
tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak
lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka
dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik
Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis
maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana
di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang
turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari
batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa)
yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada
dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi
PBB.
Batik Masa
Kini
Dulu, batik identik dengan acara resmi, seperti
rapat, pesta pernikahan dan lain sebagainya. Tetapi kini, batik sudah mengalami
perkembangan. Sekarang, sering kali kita menyaksikan anak muda menggunakan
batik untuk ke sekolah, kampus, bahkan jalan-jalan santai.
Dengan semakin berkembangnya tren kehidupan ini, aneka
desain baju batik semakin popular dan beragam, seperti baby doll, balon, kerut,
dan lain-lain. Tidak salah jika terdapat sebuah pernyataan bahwa setiap lemari
pakaian orang Indonesia dapat dipastikan terdapat kain batik didalamnya.
Selain popular di kalangan masyarakat Indonesia,
batik juga terkenal di kalangan masyarakat dunia. Warisan leluhur ini ternyata
mampu menembus pasaran mancanegara. Batik telah menjelajah hingga ke Eropa,
Australia, Asia, Afrika, dan Amerika. Umunya, batik diekspor dalam bentuk kain
panjang, kemeja, dan busana wanita. Banyak pula yang dipasarkan dalam wujud
seprai, sarung bantal, dan taplak meja. Sebagai produk busana. Perkembangan
batik tidak lepas dari tren mode (perkembangan pasar saat ini)
Batik Couple (bajubatiksekar.com) |
Tidak mengherankan jika batik mengalami perkembangan
yang pesat, baik menyangkut pola hiasan, warna dan coraknya. Motif batik
tradisional yang didominasi oleh lukisan binatang dan tanaman sempat bergeser
pda motid abstrak seperti awan, relief candi, dan wayang. Hanya saja, semua
motif batik yang kini bermunculan tetap bertumpu pada pakem tradisional.
Sebagai akibat dari perkembangan batik tersebut,
warisan budaya Indonesia ini sempai diklaim oleh Negara tetangga kita, yakni
Malaysia yang menyatakan bahwa batik adalah budaya yang berasal dari negaranya.
Menanggapi klaim tersebut, pemerintah Indonesia pun pada akhirnya berinisiatif
untuk mendaftarkan batik ke UNESCO.
Dalam rangka mendapat pengakuan sebagai warisan
budaya dunia, pemerintah Indonesia harus melewati berbagai proses yang panjang.
Hasilnya, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia
sebagai global cultural heritage (warisan budaya dunia) yang berlangsung di
Perancis.Harapan dan tujuan pemerintah dan para pihak yang terkait dengan
dikukuhkannya batik ini adalah memperkuat legitimasi Indonesia dalam
pengembangan batik sebagai salah satu warisan budaya.
Selanjutnya, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal
2 Oktober menjadi hari Batik Nasional, dan mengajak masyarakat untuk memakai
batik.Ini dilakukan sebagai wujud kebanggaan bangsa Indonesia terhadap batik
yang telah mendapat pengakuan dunia dan menjadi warisan budaya yang patut
dikembangkan. Hal ini juga membuktikan bahwa batik adalah milik Indonesia yang
kaya akan nilai budaya dan filosofo yang tinggi.
Kepedulian pemerintah dalam memperjuangkan batik
Indonesia sehingga bati mendapat pengukuhan dari UNESCO tidak terlepas dari
esensi cultural dan historis batik Indonesia. Nilai budaya dari batik antara
lain terkait dengan ritual pembuatan, ekspresi seni, simbolisme ragam hias, dan
identitas budaya daerah. Pembuatan batik di beberapa daerah yang diawalidengan
ritual khusus bertujuan untuk memberikan estetika dan filosofi terhadap batik
secara mendalam.
Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai
pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas,
dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik
pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga
pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh
Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga
mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang
sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa
oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan
mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan
masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.
Cara Pembuatan
Batik Tulis (navakashop.com) |
Jenis Batik
Berbagai jenis batik bisa dilihat juga dari berbagai
sudut pandang, diantaranya:
1.
Menurut teknik
a. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan
corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang
lebih 2-3 bulan.
Batik Cap (kratonpedia.com) |
c. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara
langsung melukis pada kain putih.
2.
Menurut motifnya
a. Batik Pecinan / Cina
Batik Pecinan (dgi-indonesia.com) |
b. Batik Belanda
Batik yang dihasilkan oleh warga keturunan Belanda mempunyai ciri khas
tersendiri.motif yang digunakan kebanyakan adalah motif bunga-bungaan yang
banyak terdapat di Eropa, seperti tulip dan juga tokoh-tokoh cerita dongeng
yang terkenal disana.
c. Batik Rifa’iyah
Batik Rifa'iyah (faja12.blogspot.com) - (baltyra.com) |
d. Batik Keraton
Batik Keraton (gpswisataindonesia.blogspot.com) |
e. Batik Jawa baru
Batik Jawa Baru (omitimut.blogspot.com) |
f. Batik Jlamprang/ batik Nitik
Batik Jlamprang atau Nitik (batikunik.com) |
g. Batik terang bulan
Batik Terang Bulan (belindomag.nl) |
h. Batik cap kombinasi tulis
Batik Cap kombinasi Tulis (batiksaga.com) |
i. Batik 3 negeri
Biasanya dalam satu kain terdapat warna merah biru soga, terkadang juga
warna biru diganti ungu dan hijau.
j. Batik sogan pekalongan
Batik ini mengalami 2 proses. Proses pertama latar putih dan terkadang
ada coletan. Lalu batik ditanahi penuh atau ornament plataran berupa titik
halus baru setelah disoga. Batik soga ini masih terlihat klasik.
k. Batik tribusana
Batik ini merupakan batik gaya baru. Kebanyakan menggunakan motif
lung-lungan lajuran. batik tribusana ada yang polos ada juga yang tidak.
Batik Tribusana (batik-tjahaja-baru-craft.blogspot.com) |
Batik Tulis Tiga Negeri (rumahbatikpekalongan.com) |
Batik Sogan (life.viva.co.id) |
l. Batik pangan / peta
Batik yang biasanya dikerjakan di waktu luang setelah pergi mengurus sawah.
m. Batik coletan
n. Batik kemodelan
Batik klasik yang berasal dari Solo dan Yogya.
o. Batik osdekan
Desain batik yang multi warna.pada kain batik akan timbul satu warna, kemudian
akan dibatik lagi, lalu ditimpa dengan warna lagi, baik itu warna tua, muda
atau warna lain.
Batik Peta |
Batik Coletan - (www.tokopedia.com) |
Batik Kemodelan - (nuryaman-tritas.blogspot.com) |
p. Batik modern
Batik yang pewarnaannya menggunakan model baru, berupa gradasi, urat
kayu, maupun rintang broklat. Komposisi gaya batik ini popular pada era 80’n.
q. Batik kontemporer
Batik Kontemporer (narendrabatik.wordpress.com) |
r. Batik cap
Adalah jenis batik yang cara membatiknya menggunakan alat berbentuk cap
atau stempel, baik proses coletan maupun keliran.
s. Batik Remukan
Batik Remukan (bibolbatikstyle.blog.com) |
t. Batik Mega Mendung
Menurut sejarahnya, di daerah Cirebon terdapat pelabuhan yang ramai
disinggahi berbagai pendatang dari dalam maupun luar negeri. Salah satu
pendatang yang cukup berpengaruh adalah pendatang dari Cina yang membawa
kepercayaan dan seni dari negerinya.
Batik Mega Mendung (smp-prosit.com) |
Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan
ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan putri Cina bernama Ong Tie.
Istri beliau ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya
keramik.Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negeri Cina ini akhirnya
mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yag dinati-nantikan sebagai
pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna
biru, mulai biru muda hingga biru tua.Warna biru tua menggambarkan awan gelap
yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda
melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
u. Batik Sido Mukti dan Sido Mulyo
Batik Sidomukti (kesolo.com) |
Selain Sido Mukti, motif Sido Asih yang maknanya hidup dalam kasih
sayang. Masih ada lagi motif Sido Mulyo yang berarti hidup dalam kemuliaan dan
sido luhur yang bearti dalam hidup selalu berbudi luhur. Ada pula motif yang
bukan sawitan kembar, tetapi biasanya dipakai pasangan pengantin yaitu motif
Ratu Ratih berpasangan dengan Semen Rama, yang melambangkan kesetiaan istri
kepada suaminya. Sebenarnya masih banyak lagi motif yang bisa dipakai pasangan
pengantin, semuanya diciptakan dengan melambangkan harapan, pesan, niat dan
tekad baik kepada pasangan pengantin.
v. Motif Truntum
Batik Truntum (rantingkemuning.wordpress.com) |
w.
Batik Sogan
Batik Sogan (life.viva.co.id) |
x. Batik Pagi Sore
Batik Pagi Sore (agus-setiawant.blogspot.com) |
Sekarang jarang sekali orang memakai kain kebaya (jarik) untuk
sehari-hari, tetapi motif pagi/sore masih banyak dibuat pada produk batik
lainnya. Batik pagi sore memang alternatif untuk memiliki ragam batik dengan
biaya terbatas.
3.
Menurut daerah asal:
a. Batik Pekalongan
Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Ciri
khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Motif batik
Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan
batik Solo dan Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang
atraktif.
b. Batik Tiga Negeri
Motif batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem, Pekalongan
dan Solo, pada jaman colonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut
negeri. Yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Konon
menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap
pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda
menurut letak geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah.
Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas,
seperti merah darah. Setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan
dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di
kota Solo.Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang,
maka batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece
batik.
c. Batik Banyumas
Batik Banyumas (map.unsoed.ac.id) |
Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir bad
ke-XIX berhubungan langsung dengan pembatik didaerah Solo dan Ponorogo. Daerah
pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif warna khususnya
dan sekarang dinamakan batik Banyumas.Seelah perang dunia kesatu pembatikan
mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik.
d. Batik Ciamis
Batik Ciamis (budaya-indonesia.org) |
Sebagian mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan
kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa
berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau
hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri
dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti : mengkudu, pohon tom, dan
sebagainya.
e. Batik Betawi
Batik Betawi - (rumahukm.com) |
Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat
perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang.
Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai
dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah
pemasaran baru. Daerah pemasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang
terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakara Kota, yang terbesar ialah
Pasar Tanah Abang sejak dari dulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah
Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis
dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di pasar Tanah Abang dan dari sini
baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak
ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.
f. Batik Luar Jawa
Batik Kalimantan (muhammadtegaralfirdausy.blogspot.com) |
Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang, Dimana
sejak putusnya hubungan antara Sumatra dengan Jawa waktu pendudukan Jepang,
maka persediaan-persediaan batik yang ada pa
da pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka.Diambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan pedagang-pedangang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa menari jalan untuk membuat batik sendiri.
da pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka.Diambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan pedagang-pedangang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa menari jalan untuk membuat batik sendiri.
Kesimpulan
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian.
Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik
pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari
kain. Dalam literature internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist
dyeing.
Batik Lukis (rt36kampoengcyber.com) |
Dalam perkembangannya lambat laun pekerjaan batik ini
ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum
wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Sekarang sudah banyak jenis batik yang ada di
Indonesia. dari awal perkembangan batik sampai sekarang masih banyak jenis
batik yang tetap mempertahankan konsistensi cara pembuatan dari awal sampai
akhir pembuatan. Banyak makna yang ada dalam batik, proses pembuatan batik
masih tetap sama, hanya mungkin sudah banyak yang menggunakan alat dan
teknologi yang modern, sehingga pembuatannya menjadi lebih cepat.
Sampai sekarang masih banyak orang yang terus membuat
motif-motif batik baru. Perkembangan batik sampai sekarang masih terus terjadi
namun tetap mematuhi aturan yang sudah dari dulu ada dan tetap dipertahankan
sampai sekarang.
Referensi :
Link