Jika Hubungan Mertua dan Menantu Tidak Akrab

Mahfudz Ha-eR Semarang - Dalam hidup ini sangat banyak terjadi kesenjangan sosial yang berdampak pada ketidakharmonisan suatu hubungan, baik antara satu golongan dengan golongan lainnya, antara satu golongan dengan satu individu, maupun antara satu individu dengan individu lainnya. Jika salah satu terjadi dari ketiga kasus tersebut, maka hubungan keduanya akan terdapat suatu jurang pemisah yang menyebabkan suatu konflik.
Jika Hubungan Mertua dan Menantu Tidak Akrab
Kali ini saya akan membahas sedikit ulasan tentang terjadinya konflik antar individu yang terjadi antara mertua dengan menantu. Biasanya hal ini terjadi diantara kaum wanita, artinya antara mertua wanita dengan mempelai wanita (istri). Sebenarnya apa yang sering terjadi sehingga sering timbul kasus yang seperti ini? Apakah ada suatu persaingan antara mertua wanita dengan istri? Lalu, apa yang menjadi persaingan? 
Kasus seperti ini tentunya akan berdampak besar bagi seorang mempelai pria (suami), karena kedua belah pihak adalah sama-sama orang yang sangat dicintainya. Lebih menjadi masalah lagi jika suami menjadi bahan tampungan berbagai keluhan, komentar pedas atau pengaduan bahkan pengaduan yang mengada-ada atau dengan bahasa kasar disebut fitnah. 
Sebenarnya, jika ibu itu ingin menjadi mertua yang baik, maka tidak perlulah untuk menyaingi atau merasa disaingi oleh menantunya. Dengan kata lain tidak hanya menyayangi anaknya saja atau tidak menyayangi menantunya. Ibu mertua tersebut seharusnya menyayangi keduanya karena bagaimanapun juga sang menantu telah menjadi anaknya. 

Sepercik Kisah 
Ada seorang wanita yang menurut pandangan teman-temannya adalah sosok wanita yang baik, ramah, sopan dan pintar. Tetapi wanita tersebut berubah ketika menikah dengan seorang pria. Dimana seorang pria tersebut sangat disayangi oleh ibunya, karena pria tersebut adalah anak satu-satunya. Bahkan ibunya tidak pernah memberi kebebasan berpendapat pada anaknya walaupun masalah jodoh. Pria tersebut tidak pernah diberi kebebasan untuk menentukan jodohnya sendiri. Setiap dia mengajukan wanita lain sesuai dengan pilihan hati nuraninya, selalu ditolak ibunya.
Kembali pada si wanita baik. Wanita itu menjadi pilihan ibunya untuk dilamar dan dikawinkan. Namun sejak perkawinannya dengan pria yang sangat disayangi ibunya tersebut, wanita itu berubah. Ibunya pun mulai melihat beberapa kekurangan yang tidak disukai oleh ibunya yang ada dalam diri wanita tersebut.
Sedangkan anaknya, semakin menyayangi istrinya. Hingga rasa kasih sayang kepada sang ibu mulai terancam. Ibunya mulai marah-marah bahkan sering menyebutkan kekurangan-kekurangan menantunya.
Anak laki-lakinya mulai bingung, mulai ragu apa benar yang dikatakan oleh ibunya. Dia bingung mencari apa yang sebenarnya terjadi, karena anaknya tidak melihat kejanggalan atau perbuatan yang menyakiti ibunya. Semakin lama, ibunya mengancam anaknya untuk menceraikan istrinya. “Kalau kamu tidak menceraikan dia, maka kamu akan menjadi manusia yang durhaka terhadap ibunya sendiri!”
Perceraian pun terjadi, walau diterima oleh pasangan suami istri tersebut dengan sangat berat. Setelah perceraian itu berlalu lama, ibunya justru mengusulkan pada anaknya untuk rujuk kembali menjadi pasangan suami istri. Namun ketika anaknya menghampiri mantan istrinya, wanita tersebut mengatakan, “selama ibu masih ada, kita tidak akan pernah bahagia. Lebih baik hidup sendiri karena masih sakit hati selalu dituduh tanpa alasan”. 

Kasus tersebut adalah suatu contoh persaingan antara mertua dengan menantunya yang berakhir dengan perceraian. Si ibu ingin berkuasa dan tidak ingin disaingi, maka yang menjadi sasaran adalah menantunya. 
Ketidakharmonisan antara mertua dengan menantu adalah suatu kasus yang tidak wajar. Seorang mertua tidak senang terhadap menantu atau sebaliknya si menantu merasa tidak diterima oleh keluarga suaminya. Hal ini memang sering kita temukan dalam masyarakat. Suatu keakraban kosong antara mertua dan menantu, saling membuka rahasia, saling membenci, saling menunjukkan kekurangan masing-masing.
Hal tersebut tidak sepatutnya terjadi jika mereka mengerti dengan pola kehidupan yang dianjurkan agama. Seorang ibu tidak lagi memiliki hobi menjodohkan anaknya dengan pilihan ibunya, karena hal tersebut akan menimbulkan persaingan bahkan malapetaka.
Apalagi jika terjadi rasa iri antara mertua dan menantu. Misalnya suami membelikan istri namun ibunya iri dan harus dibelikan sama oleh anaknya. Hal ini akan menyebabkan hubungan mertua dan menantu semakin jauh. Sang ibu hanya dekat pada anak dan si istri hanya dekat pada suami. Seharusnya dalam kehidupan dunia modern yang semakin berat, sikap kerjasama semakin diperbanyak. Supaya bisa menghadapi kehidupan ini dengan lancar dan mudah.
Sebaiknya, pasangan muda yang baru menikah tidak tinggal pada satu atap dengan orang tua atau saudaranya. Hal ini sangat membantu meminimalisir bahkan menanggulangi sikap otoriter sang mertua terhadap menantunya.
Seorang mertua yang baik, tidak seharusnya ikut campur tangan dalam urusan rumah tangga anaknya, apalagi mengeluh hingga menyuruh anaknya untuk bercerai atau yang lainnya. Dengan jalan saling memahami, maka kondisi sebuah rumah tangga akan terbangun dengan rasa rukun dan damai. Selain itu mertua juga mampu memahami kondisi rumah tangga anaknya dan menantunya dan juga sebaliknya.
Perebutan kasih sayang antara menantu dengan mertua seringkali menimbulkan antipati, suatu perasaan tidak suka yang timbul dengan kuat. Misalnya tidak mau mendatangi, tidak mau tahu urusan masing-masing dan sebagainya. Hal tersebut merupakan kejanggalan dalam rumah tangga, namun biasanya mereka masih bisa menjalin suatu keakraban.
Hal tersebut seringkali terjadi walaupun bisa dikatakan tidak wajar. Kondisi seperti ini memang memerlukan keuletan yang mutlak. Berjuang keras untuk menyadarkan dan meyakinkan mertua hingga menantu mendapat kepercayaan darinya. Lebih baik jika pasangan suami istri itu tidak mudah terhasut oleh bisikan-bisikan yang menimbulkan ketidakharmonisan serta bertindak lebih wajar dalam hubungan antara pasangan suami istri dan mertua agar tidak terjadi keretakan. 

Terima kasih telah membaca artikel Jika Hubungan Mertua dan Menantu Tidak Akrab oleh Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat (Psikolog Agama) dalam Majalah Bulanan Perkawinan dan Keluarga No. 379 Tahun 2004 yang diterbitkan oleh Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (P4) Pusat dibawah perlindungan Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Editor : Blog Mahfudz

Komentar

  1. http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/hari-bulan-dan-angka-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/salam-dan-ungkapan-dalam-bahasa-azeri.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/salam-dan-ungkapan-dalam-bahasa-swahili.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/penggunaan-kata-sifat-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/pembentukan-verba-berakhiran-en-dalam.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/pembentukan-kata-sifat-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/pembagian-genus-kata-benda-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/bilanganangka-dalam-bahasa-rumania.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/kata-keterangan-verbal-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/kosa-kata-huruf-t-dan-u-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/deklinasi-dalam-bahasa-yunani.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/ungkapan-waktu-dalam-bahasa-finlandia.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/kata-ganti-orang-tak-tentu-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/nomina-berakhiran-ion-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/kosa-kata-huruf-w-dan-y-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/bentuk-plural-dalam-bahasa-italia.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/gradasi-konsonan-dalam-bahasa-finlandia.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/bilanganangka-dalam-bahasa-magyar.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/pengenalan-kata-benda-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/kata-sandang-dalam-bahasa-denmark.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/05/pembagian-utrum-neutrum-dalam-bahasa.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/04/kosa-kata-bahasa-hawaii.html
    http://www.belajarbahasaasing.com/2017/04/kosa-kata-huruf-s-dalam-bahasa.html

    BalasHapus

Posting Komentar