Golongan Manusia yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat

Mahfudz Ha-eR Semarang - Selamat datang di blog Mahfudz Irfan yang kali ini akan membahas tentang “Tujuh Golongan Manusia yang di Hari Kiamat nanti Mendapat Perlindungan Langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan pembahasan ini, semoga kita menjadi salah satu dari golongan tersebut. Amiiin.
Tujuh Golongan yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat
Salah satu dari 6 Rukun Iman yang kita pelajari, mengajarkan kepada kita untuk beriman atas datangnya Hari Kiamat. Hari yang diawalai dengan tanda terompet sangkakala pertama kali ditiup dan dilanjutkan dengan berbagai kehancuran alam, dimana air laut tumpah ke darat, gunung-gunung meletus, planet-planet bertabrakan, gempa bumi yang dahsyat dan seluruh makhluk akan mati. 
Lalu, ditiuplah terompet sangkakala untuk kedua kalinya dan mengawali kehidupan Akhirat. Pada kehidupan akhirat itu, Allah berfirman dalam Qur’an Surat ‘Abasa ayat 33-37 
"(33) Apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), (34) pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, (35) dari ibu dan bapaknya, (36) dari istri dan anak-anaknya. (37) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." 
Dengan berbagai urusannya sendiri-sendiri untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia, terdapat tujuh golongan manusia yang mereka tenang-tenang saja, santai, merasa teduh. Siapakah tujuh golongan tersebut? 
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Tujuh orang yang dilindungi Allah Ta'ala pada hari kiamat dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naunganNya, yaitu: 
1. Imam (pemimpin) yang adil; 
2. Pemuda yang tekun beribadah kepada Tuhannya; 
3. Orang yang hatinya terpancing (terpaut) di masjid; 
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah yang berkumpul dan berpisah karena Allah; 
5. Seorang laki-laki yang diminta (diajak) oleh oleh wanita yang berkedudukan dan berparas cantik untuk memenuhi nafsunya namun ia menjawab, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah'; 
6. Seorang laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya; dan 
7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi lalu matanya mencucurkan (air mata)."

1. Imam (pemimpin) yang adil; 
Pemimpin adalah orang yang memimpin, yakni memimpin siapa saja mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat (jika tokoh masyarakat), rakyat (jika pejabat), karyawan (jika manajer) dan sebagainya. Artinya, kita semua adalah seorang pemimpin yang bisa disebut pemimpin dalam beberapa aspek. 
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (1) Seorang pemimpin yang Adil

Pemimpin merupakan suatu amanah dan juga suatu nikmat. Namun, nikmat tersebut tergantung juga pada kita yang menyikapinya. Jika kita menyikapi nikmat tersebut dengan mensyukurinya, maka Allah akan menambah nikmat tersebut dan jika kita menyikapi nikmat tersebut dengan mengkufurinya, maka Allah akan menghilangkan nikmat tersebut bahkan melaknat. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
 لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)
Dari ayat itulah kita bisa menyimpulkan bahwa suatu suatu nikmat dapat kita syukuri dengan berlaku adil pada Allah. Artinya, Allah yang telah memberikan kita segala nikmat kehidupan berupa kesehatan, penglihatan, pendengaran, perkataan, perjalanan dan masih banyak tidak terhingga. Harus kita imbangi dengan beribadah kepadaNya.
Jika kita mau berfikir, sesungguhnya Allah Maha Menyayangi kita. Allah yang Maha Mengetahui bahwa jika kita dihidupkan akan membawa segala jenis kesalahan, Allah tetap memaafkan kita dengan memberi segala nikmatnya.
Dalam hal ini, perilaku Adil adalah dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Artinya jika mengambil keputusan tidak pandang bulu, tidak pandang sebelah mata, ambil jalan tengah, tidak berat sebelah sisi, dan sebagainya yang intinya tidak merugikan orang lain dan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Adil dapat diterapkan pada tiga aspek, yakni:

Adil pada Allah
Hanya dengan menjalankan perintah Allah seperti menjalankan sholat yang hanya ada 5 waktu dalam sehari (normal 5-10 menit/sholat dalam 24 jam), satu kali zakat fitrah dalam setahun dan menjalankan zakat lainnya, satu bulan berpuasa dalam setahun, haji jika mampu dan menjauhi larangannya. Dengan tujuan mendapat ridho Allah, maka InsyaAllah Allah akan menempatkan kita dengan segala kenyamanan mulai di dunia, alam kubur, alam mahsyar hingga alam akhirat.
Intinya, rasa syukur terhadap apa yang diberikan pada Allah adalah dengan lebih mementingkan urusan pribadi dan lebih mementingkan urusan pada Allah. Semisal menjalankan perintahnya tepat pada waktunya.

Adil pada sesama makhluk  
Adil dengan berperilaku sosial terhadap sesama juga tidak kalah penting bagi manusia. Bahkan Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘alihi wa ashhabihi wa sallim memberikan rambu bagi umatnya bahwa hubungan antar sesama lebih sulit daripada hubungan pada Allah. Karena jika hubungan antar sesame tidak dilakukan dengan adil (berat sebelah/merugikan orang lain/ tidak mengambil jalan tengah) maka orang tersebut bisa saja sakit hati, dan ketika ia sakit hati selama kita belum mendapat maaf darinya maka rasa salah itu akan selalu kita bawa. Namun jika kita salah terhadap Allah, maka Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun.
Begitu pula tentang hubungan kita dengan Alam. Jika kita salah dalam melakukan perbuatan terhadap alam semisal melakukan pembalakan liar dan berakibat longsor/banjir, maka kita akan mendapat kesalahan dari seluruh manusia yang merasa dirugikan. Oleh karena itu, jika kita membutuhkan keperluan yang sifatnya dari alam, maka ambillah sesuai keperluan dan tidak terlalu berlebihan. Karena sesungguhnya harta tersebut adalah milik Allah.

Ibadah pada diri sendiri
Adil pada diri sendiri adalah dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya bukan malah mendzolimi diri sendiri. Contohnya: mata memiliki hak untuk tidur, maka jika selalu membiarkan mata untuk beraktivitas malam dan siang hari maka telah mendzolimi mata.


Pembaca yang dirahmati Allah, amiin…
Sesungguhnya segala perbuatan yang kita lakukan akan ada balasannya besok di hari Pembalasan walaupun yang kita lakukan hanyalah masalah sepele. Allah berfirman dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ o فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.”
Dalam hari kesaksian tersebut, Allah akan mengintrogasi kita. Namun dalam introgasi kali ini, kita tidak bisa menghindar. Karena mulut kita akan ditutup dan saksi dari segala perbuatan kita adalah anggota tubuh kita sendiri. Firman Allah dalam Surat Yaasiiin ayat 65
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari ini, Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

Maka, yakinlah hari pembalasan akan datang. Sesungguhnya Rukun Iman ada 6, yakni Iman pada Allah, Malaikatullah, Kitabullah, Nabiyullah dan Rosulullah, Yaumil Qiyamah, Qodo’ dan Qodar. Jika kita tidak percaya akan adanya hari pembalasan maka kita termasuk orang yang kafir. Na’udzubillahi min dzalik.

(2) Anak Muda yang Rajin Beribadah
Dalam kehidupan yang penuh liku-liku ini, tentu para pemuda yang masih mencari jatidirinya sering psikologinya terombang-ambing dan selalu mudah terpengaruh dengan lingkungan. Oleh karena itulah, Rosul bersabda bahwasanya Seorang Pemuda yang Rajin Beribadah akan mendapat perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun dengan demikian, apakah Allah tidak suka dengan orang tua yang rajin beribadah? Tentu Allah senang, namun Allah lebih senang jika yang rajin adalah seorang pemuda.
Berbagai faktor yang mempengaruhi keistimewaan pemuda dalam beribadah yakni dikarenakan seorang pemuda masih belum stabil faktor psikologisnya. Jika ada orang tua rajin beribadah, maka itu menjadi hal yang biasa karena memang sudah waktunya ia bertaubat. Namun, jika seorang pemuda mampu memblokir berbagai hawa nafsu syetan pengaruh lingkungan dan sebagainya serta mampu merubahnya menjadi nilai ibadah, maka pemuda itu luar biasa dan Allah sangat cinta dengan pemuda yang seperti ini. 
Grup Hadroh HubburRosul Semarang dalam berbagai kegiatan
Grup Hadroh HubburRosul Semarang dalam berbagai
kegiatan: MaulidurRosul, Ziarah, Takziah, Dzikir, dll.
 

Faktor berikutnya ialah Pemuda adalah masa depan bangsanya. Berbagai pergeseran nilai dalam kehidupan yang modern ini, membuat para pemuda serta lingkungan merubah berbagai pandangan moral yang pada masa depan akan merubah pandangan dalam kehidupan berbangsa. Untuk itu, para pemuda sangat positif dalam perannya membangun kehidupan berbangsa di masa depan.
Lalu, bagaimana cara rajin beribadah? Perintah Allah berupa ibadah menandakan bahwa Allah menginginkan kita menjadi orang yang baik. Ibadahpun tidak harus selalu membawa tasbih, selalu membawa peci, selalu membawa sarung dan lain-lain layaknya kyai. Intinya, ibadah adalah perbuatan yang berkaitan dengan menjalankan perintah serta menjauhi larangan Allah dan Rosulullah. Misalnya: menuntut ilmu dari pagi sampai siang, pulang ke rumah taat pada orang tua, membersihkan dan menjaga lingkungan demi kenyamanan masyarakat dalam beribadah juga dinilai ibadah.
Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa tidak ada masa indah kecuali masa muda. Namun, masa muda memiliki waktu yang sangat singkat. Selain itu masa muda juga sebagai penentu kehidupan bermasyarakat di masa depan. Maka dari itu pergunakan dan manfaatkan masa muda sebaik-baiknya untuk bekal di masa depan nanti, sebelum terjadi penyesalan terhadap diri sendiri.
Bangsa ini tentu berharap kepada para pemuda yang menjadi pelopor bukan pengekor. Menjadi pribadi yang mandiri dan tidak hanya mengandalkan atau membanggakan leluhurnya. Hanya sandaran vertikal kepada Allah-lah yang dapat mewujudkan itu semua.
Semoga kita menjadi pemuda yang dapat meneruskan perjuangan para pahlawan untuk memanfaatkan kemerdekaan baik dengan kehidupan beragama, berbangsa dan maupun bernegara. Untuk mencapai ridho Allah dan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur. Amiiin…

(3) Seseorang yang Hatinya Selalu Terpaut dengan Masjid
Hal yang dimaksud oleh seseorang yang hatinya terpaut oleh masjid bukan berarti orang tersebut tidak pernah keluar di masjid. Apa gunanya jika tidak keluar dari masjid tapi selalu tidur di masjid? Jadi, yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang selalu berfikir bagaimana caranya memakmurkan masjid yang memiliki fungsi sebagai pusat peribadatan umat Islam. 
Dalam Masjid

Walaupun orang tersebut kerjanya di kantor atau di sawah atau di ladang namun hatinya tetap berkeinginan memakmurkan masjid atas hasil dari usahanya. Intinya seseorang tersebut memiliki prinsip bagaimana cara menghidupkan Masjid, bukan bagaimana mencari hidup lewat Masjid.
Dalam hal ini, juga diperlukan Manajemen Masjid untuk mengembalikan fungsinya kepada umat Muslim, bukan hanya untuk kepentingan pihak tertentu. Hati semakin bahagia ketika para remaja, pemuda dan pemudi yang bergabung untuk membentuk Remaja Masjid dan mengadakan berbagai kegiatan sosial dan agama seperti mengadakan majlis ta’lim dan sebagainya untuk selalu menghidupkan Masjid. Untuk itu, Manajemen Masjid sangat diperlukan dalam hal tersebut untuk selalu membuka pintu Masjid sesuai harapan umat.
Bagaimanapun, Masjid juga sebagai sentra kehidupan yang bisa mengamalkan dua hubungan yakni hablumminallah wa hablumminannas (hubungan kepada Allah dan kepada sesama manusia), suatu hubungan vertikal dan horizontal yang bisa dilaksanakan dengan baik. Hubungan dengan Allah dan sesama manusia misalnya mendirikan sholat jamaah, mengadakan Majlis Ta’lim, mengadakan bakti sosial, yang intinya mengadakan berbagai kegiatan untuk mensyiarkan agama Islam.

Pembaca yang dirahmati Allah…Amiin
Dalam Hadits Qudsi, Allah mengatakan:
“Rumahku di permukaan bumi adalah Masjid. Orang-orang yang Memakmurkan Masjid adalah tamu-Ku.” Jika kita diperintahkan untuk menghormati tamu oleh Allah, maka Allah lebih tahu bagaimana cara menghormati tamu-Nya.
Untuk itu, marilah kita bersama-sama untuk memakmurkan Masjid atau Musholla sebagai sarana untuk mensyi’arkan agama Allah demi mencapai ridho Allah dan mendapat perlindungan-Nya besok di Yaumil Qiyamah. Amiiin ya Robbal ‘Alamin.

(4) Dua Orang yang Berhubungan atau Berpisah karena Allah
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan bersaudara karena Allah adalah tidak memandang hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan diri sendiri. Bukan karena mereka kaya atau pejabat tinggi lalu kita dekati. Namun, kita bersaudara demi kelangsungan ibadah dan kita berpisah karena menghambat kelangsungan ibadah. 
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (4) Dua Orang yang Menjalin Persahabatan, Berhubungan atau Berpisah karena Allah

Memang, dalam kehidupan berdua itu lebih baik daripada sendiri. Namun, jika persahabatan itu berlangsung dalam menjalin kejahatan maka lebih baik berpisah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan.” 
Cukup sederhana dalam hal mengartikan persahabatan ini. Artinya, sederhana dalam menyayangi dan sederhana dalam membenci. Sandaran ukuran tersebut kembali pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” 
Dari beberapa hal tersebut, marilah kita introspeksi diri dan kita lihat dalam beberapa fenomena. Jika kita tahu bahwa seseorang yang menjalin hubungan tidak karena Allah, maka hubungan tersebut akan terputus juga tidak karena Allah yang berujung pada kerugian salah satu pihak. Misalnya seseorang menjalin hubungan dengan orang lain karena harta kekayaannya yang tinggi. Maka jika teman tersebut terlepas dari kekayaannya atau jatuh bangkrut/pailit dan miskin, orang itu akan pergi meninggalkannya. Namun jika kita menjalin hubungan karena Allah, maka hubungan tersebut akan lepas sendirinya atas ijin Allah karena salah satu pihak telah keluar dari jalur yang diridhoi-Nya. 
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (4) Dua Orang yang Berhubungan atau Berpisah karena Allah

Oleh karena itu, para pembaca yang dirahmati Allah, amiiin. Mari kita jalin hubungan persaudaraan yang diikat dengan aqidah sesama umat muslim. Jikalau harus benci, bencilah dengan sederhana karena suatu saat kita akan membutuhkan mereka. Jikalau harus menyayangi, sayangilah dengan sederhana sebagai antisipasi atas perbuatan yang kita benci. Dengan hubungan yang sederhana, maka kita bisa bertindak atau berbuat lebih banyak. Baik untuk kepentingan diri, keluarga, agama, dan maupun masyarakat pada umumnya.

(5) Orang Yang Bermoral (Seorang laki-laki yang diajak oleh wanita yang berkedudukan dan berparas cantik untuk memenuhi nafsunya namun ia menjawab, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah')
Untuk orang yang bermoral ini, kita lebih mangacu pada seorang pemuda yang dirayu perempuan cantik untuk melakukan perbuatan yang negative tanpa sepengetahuan orang lain dan mengatakan: “maaf saya takut pada Allah.” Dalam artian tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu atau tidak mudah terpesona dengan hal-hal yang menggiurkan dan membawa pada kemaksiatan. 
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (4) Orang Yang Bermoral
image by bizpsycho.com
Dalam sejarah terkenal yang bersumber dari Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 23-24 kita tahu bersama yakni sejarah Nabi Yusuf ‘alaihi sholatu wasalam. Yang Intinya sebagai berikut: 
"(23) Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (24) Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."
Dari kisah tersebut kita bisa mengambil pesan bahwa Nabi Yusuf telah selamat dari bujuk rayu Zulaikha dan mampu mempertahankan moral. Mempertahankan moral di tengah kemajuan zaman saat ini memang bukan perkara mudah dan sangat berat.  Akan ada saja berbagai cobaan yang kita hadapi di sepanjang perjalanan hidup ini. 
Namun sebaliknya, jika kita tidak mampu menjaga moral yang tinggi dan hidup menurut seleranya sendiri. Maka kita bisa melihat budaya kumpul kebo yang diawali dengan seks bebas yang mengarah pada hidup bersama tanpa adanya pernikahan. Berbagai alasan juga bermunculan, mulai dari broken home (tidak merasa diperhatikan oleh bapak ibunya di rumah) dan mencari kesibukan sendiri, tekanan ekonomi yang berujung pada tawaran pekerjaan seks komersial, pengaruh lingkungan / kebudayaan yang tidak baik. Namun, apapun alasan tersebut suatu hal yang jelas yakni rapuhnya pegangan seseorang terhadap nilai agama. Sebab, nilai moral yang tertinggi bersumber dari agama. 
Intinya seseorang yang beragama mampu memegang prinsip bahwa kemanapun ia pergi dimanapun ia berada, Allah akan melihatnya. Kita harus yakin bahwa jika kita beribadah pada Allah seolah-olah kita melihat Allah, namun jika kita tidak melihat Allah yakinlah Allah pasti melihatmu. Kembali ke perbincangan awal, bahwa jika kita berdua maka sesungguhnya kita bertiga. Lalu siapa yang satu itu? Allah Subhanahu wa Ta’ala
Oleh karena itu, pembaca yang dirahmati Allah, amiiin. Terutama para Remaja, sebenarnya paling berharga dalam hidupmu adalah harga dirimu. Jika hal itu sudah tergadai, maka apa yang bisa kamu banggakan dalam hidup ini? Berbagai title yang didapat, harta yang banyak, mobil mewah dan lain sebagainya tidak akan banyak manfaatnya jika sudah dimulai dengan kehancuran harga diri. 
Maka jagalah harga dirimu dihadapan sesama manusia terutama dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya tegak atau hancurnya suatu bangsa ditentukan oleh hancur atau tegaknya suatu moral dalam bangsa itu. Jika kita selalu bersandar bahwa Allah Maha Melihat, maka segala bentuk perbuatan kita akan selalu ingat Allah. Sehingga nilai moral akan tetap terjaga dan kita tetap bisa mengharap ridho Allah untuk mendapatkan perlindunganNya di Yaumil Qiyamah nanti. Amiiinn….

(6) Seorang yang Mengingat Allah dalam Kesunyian dan Berlinang Air Matanya.
Seseorang yang akan mendapat perlindungan dari Allah di Yaumul Qiyamah nanti salah satunya ialah orang yang senang mengingat Allah dalam kesunyian dan berlinang air matanya. Dalam hal ini yang dimaksud ialah jika ia di tengah malam mengingat Allah lalu bangun dan beribadah kepada Allah, bersujud bagaikan didatangi malaikat maut, mengingat semua kekeliruannya dan meminta ampun terhadap Allah sehingga tidak terasa pipinya basah oleh linangan air matanya. 
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (6) Seorang yang Mengingat Allah dalam Kesunyian dan Berlinang Air Matanya

Tidak ada seorang manusia yang tidak memiliki salah atau dosa kecuali Nabiyullah dan Rosulullah. Memang orang yang baik itu bukan berarti orang yang tidak punya dosa karena semua manusia pasti memiliki dosa. Namun, orang yang baik adalah orang yang segera meminta ampun, bertaubat dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi baik dosa kecil maupun dosa besar.  Sebab jika kita selalu menyepelekan dosa kecil, tidak terasa dosa tersebut telah menjadi dosa yang besar. Dan tidak ada dosa besar yang selalu diikuti dengan istighfar. Namun tetap tidak bisa jika mempermainkan hal tersebut, sebab Allah maha mengetahui apa yang kita kerjakan. 
Allah Maha Pengampun selama nafas kita belum sampai kerongkongan (sakaratul maut). Dalam kehidupan ini apabila maksiat bertumpuk dan merajalela, Allah tidak akan segan-segan menurunkan azab dalam berbagai hal misalnya bencana alam, kebakaran, gempa bumi, bendungan pecah dan lain-lain. namun, Allah juga menurunkan jaminan bahwa Allah tidak akan menurunkan azab jika ditengah masyarakat masih banyak yang meminta ampun Allah. Jadi, sebenarnya kita masih banyak berhutang budi pada orang-orang yang rajin sujud, meminta ampun pada Allah. Karena merekalah mungkin Allah tidak menunda untuk menurunkan azab pada kita. 
Mengingat Allah dalam kesunyian malam di waktu yang mustajab terutama di waktu 1/3 malam akhir. Maka kita akan menemukan suasana lain tidak seperti beribadah di waktu sholat dzuhur ditengah panas terik dan keramaian. Hati terasa bergetar ketika kita mengingat banyak kekeliruan yang belum kita bayar maka terurailah air mata yang membasahi pipi tanpa diundang. 
Intinya, menciptakan kedekatan kepada sang Ilahi dan menentramkan mendamaikan batin. Inilah yang banyak dicari orang sekarang. Bukan pergi ke diskotik dan tempat lain yang mengundang kemaksiatan. 
Sesungguhnya Islam memiliki resep melalui Al-Qur’an untuk mencapai ketenangan, kelapangan, ketenangan hati dan fikiran, yakni dengan mengingat Allah dalam kesunyian. Inilah aspek dalam ibadah. Yang intinya masalah mengingat Allah dalam kesunyian adalah urusan manusia masing-masing sejak aqil baligh. 
Oleh karena itu, Jika kita masih diberi kesempatan untuk hidup, berarti Allah masih menyayangi dan memberi kesempatan kita untuk menjadi yang lebih baik sebelum terompet sangkakala ditiup dengan kata lain sebelum datangnya penyesalan di Hari Kiamat nanti karena kelalaian dalam membagi hidup di dunia ini. Agar tercapai keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.

(7) Orang yang Bersedekah dengan Ikhlas
Dengan kata lain tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan dengan tangan kanannya. Artinya orang yang pemurah dan menyadari bahwa harta yang ia miliki hanyalah sebuah titipan. Bagaikan tandon dan keran yang menampung air kemudian disalurkan kembali pada yang membutuhkan. Alangkah nikmatnya jika Allah memberi amanat kepada kita untuk menjadi distributor rizki dan selalu peduli terhadap manajemen rizki.
Edisi Golongan yang Mendapat Perlindungan dari Allah (7) Orang yang Bersedekah dengan Ikhlas
Tidak ada orang yang bangkrut dan jatuh miskin karena menjadi dermawan serta tidak ada orang yang kaya raya tatkala ia menjadi orang yang bakhil atau pelit. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tidak satu hari pun seorang hamba memasuki pagi harinya melainkan dua malaikat turun. Lalu, salah satu dari keduanya berdoa, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan (hartanya).' Malaikat yang lain lagi berdoa, 'Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan (infak). Artinya, setiap pagi terdapat dua malaikat yang mendoakan manusia dalam urusan hartanya. Yakni mendoakan seseorang yang dermawan mendapat ganti lebih baik dalam urusan hartanya dan mendoakan seseorang yang bakhil menjadi binasa dalam urusan hartanya.
Orang yang kaya dan pelit, sesungguhnya ia tidak akan pernah merasa puas atas harta yang dimilikinya. Sehingga walaupun dalam keadaan kaya, mereka selalu merasa miskin, selalu merasa kekurangan atas berbagai nikmat yang dikufurinya. Sedangkan orang yang miskin dan dermawan, sesungguhnya ia akan selalu pernah merasa puas atas harta yang dimilikinya. Sehingga walaupun dalam keadaan miskin, mereka selalu merasa kaya, selalu merasa menerima berbagai nikmat yang disyukurinya.
Berbagai fenomena juga bisa menjadi contoh. Bahwasanya orang yang kaya namun pelit, orang tersebut akan mendapat berbagai musibah dan memaksa hartanya untuk keluar namun tanpa ada pahala yang didapatkan. Sedangkan orang yang kaya dan dermawan (menafkahkan hartanya di jalan Allah), orang tersebut akan selalu mendapat nikmat dan akan semakin membaik hartanya serta mendapat ridho Allah atas apa yang dilakukannya. Apalagi orang yang miskin lagi pemurah, Allah cinta terhadap orang kaya yang pemuran namun lebih cinta orang yang miskin lagi pemurah.
Sesungguhnya harta yang dimiliki oleh kita, ada sebagian milik agama yang wajib diinfakkan, ada sebagian milik sosial yang wajib disedekahkan. Oleh karena itu, atas nama agama marilah kita bersama-sama memajukan Islam. Kembali menghidupkan berbagai pembangunan yang bersifat memajukan Islam seperti tidak membiarkan pondok pesantren terbengkalai, yayasan yatim piatu tidak terurus, pembangunan masjid berhenti.
Intinya menyadarkan kembali diri ini bahwa segala harta yang kita bawa adalah titipan Allah semata yang harus kita salurkan juga pada yang membutuhkan baik untuk kepentingan agama maupun sosial kemasyarakatan.
Sejarah terkenal yakni kisah Qarun. Orang yang sangat kaya, kunci-kunci pintunya dibawa oleh unta. Namun saat ia ditanya darimana ia mendapatkan hartanya yang sangat banyak itu, Qarun lalai atas nikmatnya. Ia mengaku bahwa atas usahanyalah semua itu tercapai tanpa ada hubungannya dengan Tuhan. Maka, Allah memberinya musibah berupa gempa bumi yang menenggelamkan Qaruh bersama seluruh hartanya. Yang hingga kini, kata Qarun sering digunakan manusia saat mendapat harta temuan (Harta Karun).
Itulah sedikit uraian tentang Golongan yang dilindungi Allah: Orang yang bersedekah dengan ikhlas. Oleh karena itu, berpandailah dalam bersyukur dan bersedekahlah dengan ikhlas.

Oleh karena itu, Jika kita masih diberi kesempatan untuk hidup, berarti Allah masih menyayangi dan memberi kesempatan kita untuk menjadi yang lebih baik sebelum terompet sangkakala ditiup dengan kata lain sebelum datangnya penyesalan di Hari Kiamat nanti karena kelalaian dalam berbagai  persoalan hidup di dunia ini. Agar tercapai keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. 
Itulah orang-orang yang dilindungi Allah pada Hari Kiamat nanti. Semoga kita termasuk minimal menjadi salah satu dalam golongan tersebut. Amiiin ya Robbal ‘alamin

Komentar