Islam, Ekonomi dan Kebutuhan

Mahfudz Ha-eR Semarang - Kebahagiaan adalah suatu harapan dari setiap manusia melalui tercapainya kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh manusia itu sendiri. Dengan berkompetisi tentu manusia akan mencapai harapan tersebut, kompetisi tersebut sekaligus menciptakan sumber daya (resources) yang jika dipadukan dengan nilai-nilai keyakinan akan berbuah suatu nilai yang positif demi mewujudkan kebutuhan hingga kebahagiaan tersebut. 
Islam, Ekonomi dan Kebutuhan
Semakin bertumbuhnya kompetisi secara otomatis akan menciptakan pemikiran ekonomi yang akan akan berkembang membentuk sistem ekonomi yang berguna untuk mempertahankan eksistensi dari masing-masing individu manusia. Hal tersebut akan membuat tatanan hidup masyarakat yang seimbang, adil dan sejahtera jika tidak dicampuri dengan pendzoliman dan pembunuhan karakter dari masyarakat lainnya. 
Pemikiran ekonomi tentu telah tercipta sejak diturunkan manusia di permukaan bumi. Pemikiran tersebut merupakan reaksi manusia atas kondisinya di segala aspek kehidupan. Al-Qur’an juga telah mengisahkan kehidupan Nabi Yusuf Alaihissholatu wa Salam yang diangkat menjadi Menteri Perekonomian, dikisahkan dalan Qur’an Surat Yusuf ayat 47-49.  
ثم يأتي من بعد ذلك سبع شداد يأكلن ما قدمتم لهن إلا قليلا مما تحصنون . قال تزرعون سبع سنين دأبا فما حصدتم فذروه في سنبله إلا قليلا مما تأكلون.  ثم يأتي من بعد ذلك عام فيه يغاث الناس وفيه يعصرون 
(47) Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. (48) Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. (49) Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." 
Dengan segala kemampuan Beliau berhasil mampu menerapkan perencanaan ekonomi yang sangat matang dan menjadi catatan sejarah bahwa Beliau berhasil dalam menghadapi krisis ekonomi dan pangan yang dialami masyarakat selama tujuh tahun.