Aspek Teknis dan Teknologi

Blog Ekonomi - Artikel Aspek Teknis dan Teknologi ini adalah salah satu materi dari mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis (SKB).

Makalah ini disusun oleh: Mafatih Futuhi (122411123) - Mahfudz Irfan Firdaus (122411124) - Mardiyah Alfiaturrohmah (122411126) - Muflihatul Islamiyah (122411129), Mahasiswa Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang. Selanjutnya dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis dengan tema Aspek Teknis dan Teknologi pada tahun 2014 yang dibimbing oleh Drs. H. Hasyim Sarbani, MM.
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) - Aspek Teknis dan Teknologi
A. MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen operasional adalah suatu kegiatan manajemen yang meliputi: perencanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. 
Operasi merupakan suatu kegiatan untuk mengubah input menjadi output, agar output menjadi lebih bermanfaat, baik output berupa barang maupun jasa. Sedangkan fungsi manajemen dalam perusahaan adalah untuk mendukung dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah produksi/ operasi. 
Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu: 
1. Penentuan Posisi Perusahaan 
Agar posisi keberadaan sesuai kebutuhan masyarakat dan bisa dijalankan secara ekonomis, efektif dan efisien. 
2. Desain 
Mencakup rancangan fasilitas operasi yang akan digunakan. Meliputi: letak pabrik, bangunan, proses operasi, teknologi yang digunakan, kapasitas mesin, tata letak ruangan, dan lingkungan kerja. 
3. Operasional 
Masalah ini biasa timbul saat proses produksi sudah berjalan. Masalah operasional meliputi: rencana produksi, persediaan bahan baku, jadwal kerja pegawai, pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi. 

B. PROSES PRODUKSI DAN OPERASI
Persoalan dalam operasional ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, persoalan-persoalan tersebut akan dipilah-pilah dan disesuaikan dalam studi kelayakan bisnis. Persoalan-persoalan tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 
1. Posisi Perusahaan 
a. Pemilihan Strategi Produksi. 
Agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, maka didahului dengan penelitian pasar dan pemasaran. Dari penelitian itu akan ditetapkan macam-macam produk yang dibuat, selanjutnya dikaji pula kaitannya dengan aspek-aspek lain. Seperti keuangan dan seterusnya. 
b. Pemilihan dan Perencaan Produk. 
Setelah beberapa ide produk tersaring, selanjutnya dikaji beberapa produk, dan apa yang diprioritaskan untuk diproduksi. Biasanya untuk menetapkan suatu produk akan dilakukan melalui tahapan-tahapan, meliputi: seleksi dan penentuan ide produksi, pembuatan desain produk awal, pembuatan produk uji coba dan pengujian, penerapan. 
c. Perencanaan Kualitas. 
Kualitas merupakan hal penting bagi konsumenhendaknya ditentukan tolak ukur tiap dimensi kualitasnya. Berikut paparan dimensi kualitas: 
· Produk Barang: Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz, ada delapan dimensi kualitas barang, yaitu: Performance (fungsi dasar, karakter utama), Features (penambah fungsi dasar), Reliability (kemungkinan dalam situasi), Corfermance (kesesuaian spesifikasi), Durability (daya tahan), Serviceability (kemampuan layanan), Aesthetics (estetika, pertimbangan individu), Fit n Finish (perasaan pelanggan terhadap keberadaan produk). 
· Produk Jasa: Menurut Zeithaml, lima dimensi kualitas jasa, yaitu: Reliability (kemampuan layanan sesuai janji yang ditawarkan), Responsiveness (ketanggapan karyawan memberi pelayanan terhadap pelanggan), Assurance (kompetensi, kesopanan, dan kredibilitas), Emphaty (Akses, Komunikasi dan Pemahaman pada Pelanggan), Tangibles (fasilitas fisik, kebersihan, kerapian, kenyamanan dan penampilan karyawan). 

2. Desain 
a. Pemilihan Teknologi
Menentukan teknologi memproduksi secara jelas. 
b. Rencana Kapasitas Produksi 
Suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari input dan output. Rencana kapasitas ini tergantung beberapa pilihan sistem, antara lain:
a) Skala Ekonomi 
Kapasitas yang dipilih memilki biaya per-unit paling rendah. Tetapi cara ini memiliki banyak kelemahan, seperti: waktu pengambilan modal jangka panjang, akibatnya produk kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan pelanggan. 
b) Focused facilities 
Mempertahankan produksi dengan volume tinggi, diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Terdapat dua ekstirm strategi: 
· Strategi Ekspansi, strategi ini lebih bersifat proaktif 
· Wait and see, dimana cara ini dilakukan jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau tidak meningkat.
c. Perencanaan Letak Pabrik. 
a) Bagi Perusahaan Manufaktur 
Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya (Murah atau mahalnya harga produk, tergantung pula pada jarak), kemampuan pasar (berujung pada laba yang dihasilkan). 
Faktor utama yang perlu diperhatikan: Letak konsumen potensial atau pasar sasaran, Letak bahan baku utama, Sumber tenaga kerja, Sumber daya, Fasilitas transportasi, dan memindahkan hasil, Fasilitas pabrik, Lingkungan sekitar, Peraturan pemerintah. 
b) Bagi Perusahaan jasa 
Letak Posisi Perusahaan fasilitas jasa dapat dibagi dua macam: Pertama, pelanggan datang ke Posisi Perusahaan fasilitas jasa. Kedua, penyedia jasa mendatangi konsumen. 
d. Perencanaan Tata Letak (layout)
a) Bagian Industri Manufaktur. 
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layout-nya, yaitu: 
· Tata letak pabrik, Tatalelak (layout): Letak fasilitas harus dikaji agar proses produksi dapat efektif dan efisien. 
· Tata letak kantor: disesuaikan besar/kecilnya investasi. Dirancang dengan memperhatikan kemudahan berkomunikasi, fleksibilitas ruangan, struktur organisasi, serta bentuk layanan rutin. 
· Tata letak gudang: disarankan fleksibel, untuk memudahkan muat bongkar barang, memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau bertambah.
b) Bagian Industri Jasa 
Fasilitas yang tersedia, akan berpengaruh pada persepsi pelanggan atas kualitas suatu jasa. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi seperti: Sifat dan tujuan perusahaan, Ketersediaan kebutuhan, Tata ruang, Fleksibilitas desain, spesikasi jasa, Masyarakat dan lingkungan sekitar, Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain. 

3. Operasional 
a. Jumlah Produksi 
Pada sektor industri manufaktur ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: Permintaan, Kapasitas pabrik, Suplai bahan baku, Modal kerja, Peraturan pemerintah. 
b. Manajemen Persediaan 
Hal-hal pokok yang dikaji yaitu: Jumlah order, Keamanan persediaan, Sistem persediaan, Kebutuhan Perencanaan Material. 
c. Kualitas Produk 
Aktivitas ini merupakan pengembangan produk dan proses memenuhi kebutuhan konsumen, terdiri dari: 
a) Perencanaan kualitas: Menentukan konsumen, Menentukan keinginan konsumen, Mengembangkan kualitas produk, Mengembangkan proses sebagai pedoman operasi/produksi. 
b) Pengendalian kualitas: Evaluasi performansi aktual, Membandingkan performansi dengan sasaran, Mengambil tindakan penyimpangan. 
c) Perbaikan kualitas: menuju tingkat lebih baik daripada sebelumnya. 

Hasil studi aspek teknis dan tekhnologi hendak memberikan informasi perihal:
§ Analisa dan evaluasi aspek teknis dan teknologi dilakukan setelah evaluasi aspek pasar yang menunjukkan adanya peluang pasar. 
§ Aspek teknis dan teknologi mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan teknis ketika usaha mulai berjalan/ beroperasi, sehingga perlu dipelajari dan dianalisis dengan baik demi masa depan perusahaan. 
§ Manajemen Operasional adalah suatu kegiatan manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) terhadap operasi perusahaan. 
§ Operasi merupakan suatu kegiatan untuk mengubah input menjadi output yang lebih bermanfaat. 
§ Fungsi manajemen dalam perusahaan adalah untuk mendukung dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah produksi/ operasi. 
§ Tiga masalah pokok dalam aspek teknis dan teknologi, yaitu: Posisi Perusahaan, Desain, Operasional. 

Referensi:
Husnan, Suad dan Muhammad, Suwarsono. Studi Kelayakan Proyek, Edisi ke-4. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. 2000 
Sutojo, Siswanto. Studi Kelayakan Proyek: Teori dan Praktek. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta Pusat. 1996 
Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009